Jumat, 16 April 2010

Di sebuah Sekolah Dasar sedang diterapkan sebuah mata pelajaran baru, yaitu PMWR alias Pelajaran Mengenal Wakil Rakyat. Kemudian si Guru memulainya dengan memberikan beberapa pertanyaan pada murid-muridnya.

Guru: Bupati dan Wakil Bupati, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?

Murid: Bupati, Bu!!!

Guru: Gubernur dan Wakil Gubernur, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?

Murid: Gubernur, Bu!!

Guru: Presiden dan Wakil Presien, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?

Murid: Presiden, Bu!!

Guru: Rakyat dan Wakil Rakyat, manakah yang lebih tinggi dan harus dihormati?

Murid: Seharusnya sih Rakyat, Bu!!

Guru: Kok, pakai seharusnya?

Murid: Karena sekarang malah terbalik Bu guru.

Guru: Bagus, terus tanda supaya kita kenal sama Wakil Rakyat kita bagaimana?

Murid: Yang pasti mereka suka warna abu-abu.

Guru: Betul, terus apalagi?

Murid: Suka konspirasi politik.

Guru: Demi apa?

Murid: Kepentingan, Bu!!

Guru: Tepat sekali, sering muncul dimana mereka?

Murid: Di televisi, Bu!

Guru: Karena apa?

Murid: Karena skandal dan kasus, Bu!!

Guru: Aduh, anak murid Ibu pinter-pinter, terus ciri Wakil Rakyat apalagi?

Murid: Pasti sering mendadak tajir, Bu!!

Guru: Darimana, kok bisa gitu?

Murid: Diam-diam kan nyolong, Bu. Kalau nggak ya dapat hibah gono-gini gak jelas.

Guru: Dari siapa?

Murid: Dari yang pengin diuntungkan.

Guru: Terus kan Wakil Rakyat sering mengadakan sidang, berapa tahun sekali?

Murid: Setiap hari, Bu!!

Guru: Kok bisa, alasannya?

Murid: Kan biar dapat tunjangan dan komisi rapat.

Guru: Biasanya yang dibahas apa?

Murid: Nggak ada Bu, masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Guru: Jadi Rakyat dengan Wakil Rakyat, yang mana bosnya?

Murid: Ya, semestinya Rakyat dong, Bu!!

Guru: Kenapa semestinya?

Murid: Karena aneh, Bu!

Guru: Aneh kenapa?

Murid: Masak bos kekurangan beras di rumahnya, Bu! Sedangkan Wakilnya malah asik impor beras. Nimbun juga bisa kali, Bu.

Guru: Bagus-bagus, ternyata sebelum diajari kalian sudah banyak tahu tentang Wakil Rakyat ya.

Murid: Iya dong Bu, kan sudah jadi bukan rahasia lagi. Rakyat sudah banyak yang tahu, Bu.

Guru: Sudah banyak yang tahu mengapa asik ongkang-ongkang kaki di Parlemen?

Murid: Kan, nggak tahu malu, Bu.

· · · · · · · · · ·

Kamis, 15 April 2010

Adalah sebuah cerita tentang seorang madura yang kaya raya pergi ke suatu tempat dan menginap di sebuah hotel yang mewah. Sebelum tidur malam ia memanggil pelayan hotel untuk pesan sarapan agar besok pagi dia tidak perlu repot.

Orang Madura (OM): Pelayan saya mau pesan sarapan untuk besok pagi ya, tolong dicatat, saya minta diantar di kamar saya jam 6 pagi, jangan telat ya sebab saya ada rapat.

Pelayan (P): Mau pesan apa Tuan?

OM: Saya mau pesan bret jembret.

P: Apa Tuan???

OM: Bret jembret!!!

P: Maaf Tuan apa itu bret jembret???

OM: Sampeyan ini gimana sih, jadi pelayan hotel terkenal kok bego. Anda bisa bahasa inggris nggak ?? Bahasa inggrisnya roti apa??

P: Bread Tuan.

OM: Nah sekarang bahasa inggrisnya selai apa???

P: Jam Tuan.

OM: Lah itu kalau roti dikasih selai terus atasnya dikasih roti lagi apa nggak bread jam bread tak iyah… doh sampeyan ini gimana sih!!!

P: Ooooooooooh itu Tuan. Lalu minumnya apa Tuan??

OM: Susu soda!!!

P: Pakai es Tuan???

OM: Lho lha iya pakai es dong, kalo nggak pake es kan jadi “u u oda” tak iya, dok re mak sampeyan ini!!!

P: ???!!!

· · · · · · · · · ·